Sabtu, 06 November 2010

Plasmodium


Domain:               Eukariot
 (tidak termasuk)  Alveolata
Filum     :               Apicomplexa
Kelas     :               Aconoidasida
Ordo      :               Haemosporida
Famili    :               Plasmodiidae
Genus   :               Plasmodium

Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat.

1.      Taksonomi dan inang

Genus Plasmodium dinamakan pada tahun 1885 oleh Marchiafava dan Celli dan terdapat lebih dari 175 spesies yang diketahui berada dalam genus ini. Genus ini pada tahun 2006 perlu dirombak kembali karena terbukti parasit lain yang tergolong dalam genus Haemocystis dan Hepatocystis kelihatan terkait rapat dengan genus ini. Kemungkinan spesies lain seperti Haemoproteus meleagridis akan dimasukkan ke dalam genus ini setelah diperbaharui kembali. Jenis inang pada urutan mamalia tidak seragam. Sekurang-kurangnya 25 spesies menjangkiti primata; hewan pengerat di luar kawasan tropis Afrika jarang dijangkiti; beberapa spesies diketahui menjangkiti kelelawar, landak dan tupai; karnivora, pemakan serangga dan marsupial tidak pernah diketahui bertindak sebagai inang.

2.      Siklus hidup

Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium pada dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan bahwa mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles. Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima[1]. Penting disadari bahwa bagi sebagian spesies vektornya mungkin bukan nyamuk. Nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes mungkin bertindak sebagai vektor. Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia (>100 spesies) semuanya tergolong dalam genus Anopheles. Malaria burung biasanya dibawa oleh spesies genus Culex. Siklus hidup Plasmodium diketahui oleh Ross yang menyelidiki spesies dari genus Culex.

Sporozoit berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang biak menjadi ribuan merozoit, yang kemudian menyerang sel darah merah.
Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui saluran darah untuk menembus sel darah merah baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus-menerus, tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) (juga dalam darah), yang kemudiannya diambil oleh nyamuk betina.
Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan menyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, kemudian membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka terbelah berkali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia dicucuk masuk ke dalam darah inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana mereka mengulangi siklus ini.
Dalam beberapa spesies jaringan selain hati mungkin dijangkiti. Namun hal ini tidak berlaku pada spesies yang menyerang manusia.

3.      Evolusi
Siklus hidup ini paling baik dipahami melalui segi evolusi. Dipercaya bahwa Plasmodium berubah dari parasit yang disebarkan melalui jalur tinja (orofekal) yang menjangkiti dinding usus halus. Pada satu tingkat parasit ini mengembangkan kemampuan untuk menjangkiti hati. Pola ini dapat dilihat pada genus Cryptosporidium yang terkait jauh dengan Plasmodium.
Pada satu tingkat leluhur Plasmodium mengembangkan kemampuan menjangkiti sel darah dan terselamat dan menjangkiti nyamuk. Bila jangkitan nyamuk telah mantap jangkitan melalui jalur tinja (orofekal) sebelumnya lenyap.
Plasmodium berkembang sekitar 130 juta tahun yang lalu. Masa ini bersamaan dengan perkembangan angiosperma (tumbuhan berbunga) yang cepat. Perkembangan ini pada angiosperma dipercaya disebabkan oleh sekurang-kurangnya satu kejadian penyalinan genom. Kemungkinan peningkatan dalam bunga mendorong kepada peningkatan jumlah nyamuk dan hubungan mereka dengan vertebra. Selain darah, nyamuk hidup memakan madu. Hidangan darah hanya diperlukan oleh nyamuk betina sebelum bertelur karena kandungan protein dalam madu amat rendah.
Nyamuk berubah di Amerika Selatan sekitar 230 juta tahun yang lalu. Kini terdapat lebih dari 3.500 spesies nyamuk yang diketahui tetapi hingga kini evolusi mereka tidak banyak diketahui sehingga pengetahuan kita mengenai evolusi Plasmodium tetap kurang.
Pada masa kini dipercayai bahwa reptilia merupakan kelompok pertama yang dijangkiti oleh Plasmodium diikuti oleh burung. Pada satu ketika primata dan hewan pengerat turut dijangkiti kemungkinan dari spesies burung. Spesies lain yang dijangkiti selain kelompok ini kemungkinan kejadian yang baru berlaku. Pada masa kini, sekuens DNA tersedia untuk kurang dari 60 spesies dan kebanyakan dari spesies yang menjangkiti inang pengerat atau primata. Pola jangkitan yang dicadangkan hanya bersifat spekulatif dan mungkin direvisi bila sekuens DNA lanjut dari spesies tambahan diperoleh.

4.      Pembiakan
Pola pembiakan berselang seksual dan aseksual yang mungkin nampak membingungkan pada awalnya merupakan pola biasa pada spesies parasit. Kelebihan evolusi kehidupan jenis ini diketahui oleh Gregor Mendel. Dalam keadaan baik pembiakan aseksual lebih baik daripada seksual karena parentalnya beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan keturunannya mewarisi gen ini. Berpindah kepada inang baru atau ketika masa sulit, pembiakan seksual biasanya lebih baik karena menghasilkan pengocokan gen yang rata-rata menghasilkan individu yang lebih menyesuaikan diri pada habitat baru. Faktor tekanan ini menyebabkan kebanyakan sel menjadi aktif.



5.      Biologi molekular
Semua spesies yang dikaji hingga kini mempunyai 14 kromosom, satu mitokondria dan satu plastida. Kromosom berkisar antara 500 kilobasa hingga 3,5 megabasa panjang. Dipercaya bahwa pola inilah yang ada pada keseluruhan genus. Plastida ini, berbeda dengan apa yang terdapat pada alga, tidaklah fotosintesis. Fungsinya tidak diketahui tetapi terdapat bukti cadangan bahwa ia mungkin menyebabkan pembiakan. Pada tahap molekul, parasit merusak sel darah merah dengan menggunakan enzim plasmepsin - protease asam aspartat yang menguraikan hemoglobin.

6.      Spesies menurut subgenera
1.      Plasmodium (Asiamoeba) draconis
2.      Plasmodium (Asiamoeba) vastator
3.      Plasmodium (Bennettinia) juxtanucleare
4.      Plasmodium (Carinamoeba) basilisci
5.      Plasmodium (Carinamoeba) minasense
6.      Plasmodium (Carinamoeba) rhadinurum
7.      Plasmodium (Carinamoeba) volans
8.      Plasmodium (Giovannolaia) anasum
9.      Plasmodium (Giovannolaia) circumflexum
10.  Plasmodium (Giovannolaia) dissanaikei
11.  Plasmodium (Giovannolaia) durae
12.  Plasmodium (Giovannolaia) fallax
13.  Plasmodium (Giovannolaia) formosanum
14.  Plasmodium (Giovannolaia) gabaldoni
15.  Plasmodium (Giovannolaia) garnhami
16.  Plasmodium (Giovannolaia) gundersi
17.  Plasmodium (Giovannolaia) hegneri
18.  Plasmodium (Giovannolaia) lophurae
19.  Plasmodium (Giovannolaia) pedioecetii
20.  Plasmodium (Giovannolaia) pinnotti
21.  Plasmodium (Giovannolaia) polare
22.  Plasmodium (Haemamoeba) cathemerium
23.  Plasmodium (Haemamoeba) coggeshalli
24.  Plasmodium (Haemamoeba) elongatum
25.  Plasmodium (Haemamoeba) gallinaceum
26.  Plasmodium (Haemamoeba) giovannolai
27.  Plasmodium (Haemamoeba) lutzi
28.  Plasmodium (Haemamoeba) matutinum
29.  Plasmodium (Haemamoeba) paddae
30.  Plasmodium (Haemamoeba) parvulum
31.  Plasmodium (Haemamoeba) relictum
32.  Plasmodium (Haemamoeba) tejera
33.  Plasmodium (Huffia) elongatum
34.  Plasmodium (Huffia) hermani
35.  Plasmodium (Laverania) falciparum
36.  Plasmodium (Laverania) reichenowi
37.  Plasmodium (Novyella) ashfordi
38.  Plasmodium (Novyella) bertii
39.  Plasmodium (Novyella) bambusicolai
40.  Plasmodium (Novyella) columbae
41.  Plasmodium (Novyella) corradettii
42.  Plasmodium (Novyella) dissanaikei
43.  Plasmodium (Novyella) hexamerium
44.  Plasmodium (Novyella) kempi
45.  Plasmodium (Novyella) nucleophilum
46.  Plasmodium (Novyella) papernai
47.  Plasmodium (Novyella) paranucleophilum
48.  Plasmodium (Novyella) rouxi
49.  Plasmodium (Novyella) vaughani
50.  Plasmodium (Paraplasmodium) chiricahuae
51.  Plasmodium (Paraplasmodium) mexicanum
52.  Plasmodium (Paraplasmodium) pifanoi
53.  Plasmodium (Plasmodium) brasilianum
54.  Plasmodium (Plasmodium) cynomolgi
55.  Plasmodium (Plasmodium) eylesi
56.  Plasmodium (Plasmodium) fieldi
57.  Plasmodium (Plasmodium) fragile
58.  Plasmodium (Plasmodium) georgesi
59.  Plasmodium (Plasmodium) girardi
60.  Plasmodium (Plasmodium) gonderi
61.  Plasmodium (Plasmodium) inui
62.  Plasmodium (Plasmodium) jefferyi
63.  Plasmodium (Plasmodium) knowlei
64.  Plasmodium (Plasmodium) hyobati
65.  Plasmodium (Plasmodium) malariae
66.  Plasmodium (Plasmodium) ovale
67.  Plasmodium (Plasmodium) petersi
68.  Plasmodium (Plasmodium) pitheci
69.  Plasmodium (Plasmodium) rhodiani
70.  Plasmodium (Plasmodium) schweitzi
71.  Plasmodium (Plasmodium) semiovale
72.  Plasmodium (Plasmodium) shortii
73.  Plasmodium (Plasmodium) silvaticum
74.  Plasmodium (Plasmodium) simium
75.  Plasmodium (Plasmodium) vivax
76.  Plasmodium (Plasmodium) youngi
77.  Plasmodium (Sauramoeba) achiotense
78.  Plasmodium (Sauramoeba) adunyinkai
79.  Plasmodium (Sauramoeba) aeuminatum
80.  Plasmodium (Sauramoeba) beltrani
81.  Plasmodium (Sauramoeba) brumpti
82.  Plasmodium (Sauramoeba) agamae
83.  Plasmodium (Sauramoeba) giganteum
84.  Plasmodium (Sauramoeba) heischi
85.  Plasmodium (Sauramoeba) josephinae
86.  Plasmodium (Sauramoeba) pelaezi
87.  Plasmodium (Sauramoeba) tropiduri
88.  Plasmodium (Vinckeia) aegyptensis
89.  Plasmodium (Vinckeia) anomaluri
90.  Plasmodium (Vinckeia) atheruri
91.  Plasmodium (Vinckeia) berghei
92.  Plasmodium (Vinckeia) booliati
93.  Plasmodium (Vinckeia) brodeni
94.  Plasmodium (Vinckeia) bubalis
95.  Plasmodium (Vinckeia) bucki
96.  Plasmodium (Vinckeia) cephalophi
97.  Plasmodium (Vinckeia) chabaudi
98.  Plasmodium (Vinckeia) coulangesi
99.  Plasmodium (Vinckeia) cyclopsi
100. Plasmodium (Vinckeia) foleyi
101. (Vinckeia) girardi
102. Plasmodium (Vinckeia) inopinatum
103. Plasmodium (Vinckeia) lemuris
104. Plasmodium (Vinckeia) odocoilei
105. Plasmodium (Vinckeia) percygarnhami
106. Plasmodium (Vinckeia) sandoshami
107. Plasmodium (Vinckeia) traguli
108. Plasmodium (Vinckeia) uilenbergi
109. Plasmodium (Vinckeia) vassali
110. Plasmodium (Vinckeia) vinckei
111. Plasmodium (Vinckeia) watteni
112. Plasmodium (Vinckeia) yoelli

7.      Spesies Plasmodium yang menyerang manusia termasuk:
1.      Plasmodium falciparum (sumber malaria tersiana maligna)
2.      Plasmodium vivax (sumber yang biasa menyebabkan malaria tersiana benigna)
3.      Plasmodium ovale (lain-lain, jarang, sumber malaria tersiana benigna)
4.      Plasmodium malariae (sumber malaria kuartana benigna)
5.      Plasmodium knowlesi
6.      Plasmodium brasilianum
7.      Plasmodium cynomolgi
8.      Plasmodium inui
9.      Plasmodium rhodiani
10.  Plasmodium schweitzi
11.  Plasmodium semiovale
12.  Plasmodium simium

0 komentar:

Posting Komentar